Sebuah pekerjaan menjadi lebih mudah dan kemungkinan besar akan meraih hasil jika dilakukan cara yang metodologis. Terlebih jika pekerjaan itu adalah menuntut ilmu, maka bagi para penuntut ilmu harus memiliki metode yg tepat dalam belajar.
Berikut kami petik dari kitab Ta'limu Muta'allim yang sangat terkenal di kalangan pesantren.
ولا بد لطالب العلم من المذاكرة، والمناظرة، والمطارحة، فينبغى أن يكون كل منها بالإنصاف والتأنى والتأمل، ويتحرز عن الشغب [والغضب]، فإن المناظرة والمذاكرة مشاورة، والمشاورة إنما تكون لاستخراج الصواب وذلك إنما يحصل بالتأمل والتأنى والإنصاف، ولا يحصل بالغضب والشغب.
فإن كانت نيته من المباحثة إلزام الخصم وقهره، فلا تحل، وإنما يحل ذلك لإظهار الحق. والتمويه والحيلة لا يجوز فيها، إلا إذا كان الخصم متعنتا، لا طالبا للحق. وكان محمد بن يحيى إذا توجه عليه الإشكال ولم يحضره الجواب يقول: ما ألزمته لازم، وأنا فيه ناظر، وفوق كل ذى علم عليم.
Seorang pelajar seharusnya melakukan mudzakarah (forum saling mengingatkan), munadhzarah (forum adu argumentasi/diskusi) dan mutharahah (forum tanya jawab). Hal ini hendaklah dilakukan atas dasar keinsyafan, kebijakan dan keseriusan serta menjauhi hal-hal yang membawa akibat buruk (mis. pertengkaran). Munadhzarah dan mudzakarah adalah cara-cara dalam melaksanakan musyawarah, sedang bermusyawarah itu sendiri dimaksudkan untuk mencari kebenaran, karenanya harus dilakukan dengan serius, bijaksana dan penuh keinsyafan. Dan tidak akan berhasil, bila dilaksanakan dengan cara kekerasan (amarah) dan serampangan.
Apabila motivasi di dalam pembahasan itu untuk sekedar mengobarkan perang lidah (dalam mutharahah), maka demikian itu tidak diperboiehkan (menurut agama). Yang diperbolehkan adalah dalam rangka mencari kebenaran.
Bicara berbelit-belit dan membuat-buat alasan [untuk pembenaran] itu tidak diperkenankan (dalam munadhzarah), selama lawan bicaranya tidak sekedar mencari kemenangan, [karena ini] berarti masih dalam kerangka mencari kebenaran.
Ketika kepada Muhammad bin Yahya diajukan suatu kemusykilan (persoalan yang sulit) yang beliau sendiri belum menemukan pemecahannya, rnaka beliau katakan, "Pertanyaan anda saya catat dahulu untuk kucari pemecahannya. Di atas orang berilmu masih ada yang lebih banyak (tinggi) ilmunya."
Tapi dizaman sekarang ini jarang sekali orang2 yang duduk untuk membahas ilmu, kalau humor dan ngerumpi ma banyak..
BalasHapusini yang sudah banyak terjadi sekarang ini
Semakin hari memang semakin sedikit Ulama, tanda ditariknya Ilmu oleh Allah.
BalasHapus@Annisa : Kenyataan yg ukhti sampaikan adalah fakta semakin berkurangnya orang berilmu.